Besar pasak daripada tiang ~ Peribahasa
Gaesss...Seberapa lumrah di setiap akhir bulan menjelang akhir bulan doku sudah sangat menipis dan kadang sudah habis namun tidak ada simpanan yang bisa dipakai untuk digunakan sehingga pilu (#pinjamanlunak) ke teman, atau ke rekan juga, dan bisa jadi ke saudara atau orangtua?
Saya pernah dan lumrah kemudian berpikir, "it's oke oke aja!"
Menurut saya Lumrah itu merupakan efek hasil dari kesiapan mengatur keuangan jangka pendek dan jangka panjang kemudian akhirnya berefek lagi untuk menghasilkan individu yang mapan. Gagal untuk mengatur pengeluaran termasuk antisipasi pengeluaran mendadak terhadap pemasukan dapat menjeremuskan lalu terjebak dengan yang namanya Besar pasak daripada tiang.
Yang sedikit belum tentu kurang, yang banyak belum tentu cukup. ~ NN
Saya mengutip dari http://mh.mentormicrobank.org/pendapatan-vs-pengeluaran/ tips gampang mengatur pengeluaran :
> Disiplin menetapkan prioritas kebutuhan yang paling mendesak
> Menyesuaikan pengeluaran dengan besar kecil nya pendapatan yang diterima
> Memperhatikan dan membandingkan harga kualitas barang yang akan dibeli
> Menghindari pola hidup boros
> Tidak membeli barang-barang di luar kemampuan
Kebiasaan - kebiasaan yang dianggap kecil namun penguras pendapatan
David Bach, penulis keuangan, menamakan kebiasaan ini dengan nama "Latte factor".
Berikut yang termasuk Latte factor :
> Transportasi online
> Secangkir kopi
> Rokok
> Minuman air mineral
> Makanan jajanan/camilan
> Hobi beli baju dan aksesorisnya
Pencerahan ini semoga dapat membantu saya dan pembaca untuk semakin bijak mengelola keuangan sehingga tiap bulan tidak buntung sebelum gajian selanjutnya. Selanjutnya bisa menyimpan beberapa lembar uang merah untuk di tabung, di invest dan bisa mengirim ke orang tua.
source :
https://www.cermati.com/artikel/merasa-tak-boros-tapi-uang-selalu-habis-berapa-latte-factor-anda
https://www.cermati.com/artikel/merasa-tak-boros-tapi-uang-selalu-habis-berapa-latte-factor-anda
No comments: